1. Variable voltage inverter (VVI)
Jenis inverter
ini menggunakan konverter jembatan SCR untuk mengubah tegangan input AC ke DC. SCR
adalah komponen elektronika daya yang memiliki kemampuan untuk mengatur nilai
tegangan DC mulai dari 0 hingga mendekati 600 VDC. Induktor L1 sebagai choke
dengan kapasitor C1 membentuk bagian dengan istilah DC-link yang membantu memperhalus
kualitas tegangan DC hasil konversi. Bagian inverter sendiri terdiri dari
kumpulan divais penyaklaran seperti: thyristor, transistor bipolar, MOSFET,
atau IGBT. Gambaran berikut menunjukkan inverter yang menggunakan transistor
bipolar. Pengatur logika, biasanya dalam bentuk kartu elektronik, yang memiliki
komponen utama sebuah mikroprosesor akan mengatur kapan waktu
transistor-transistor inverter hidup atau mati untuk menghasilkan tegangan dan
frekuensi yang bervariasi untuk dilanjutkan ke motor sesuai bebannya.
Gambar Variable Voltage Inverter Circuit
Tipe inverter
ini menggunakan enam langkah untuk menyelesaikan satu putaran 360°(6 langkah
masing-masing 60°). Oleh karena hanya enam langkah, inverter jenis ini memiliki
kekurangan yaitu torsi yang pulsatif (peningkatan/penurunan nilai yang
mendadak) setiap penyaklaran terjadi. Dan ini dapat ditemui pada operasi
kecepatan rendah seiring variasi putaran motor. Istilah teknis dari putaran
yang bervariasi ini adalah cogging. Selain itu, bentuk gelombang sinyal
keluaran yang tidak sinusoidal sempurna mengakibatkan pemanasan berlebih di
motor yang mengakibatkan motor mesti dijalankan di bawah nilai rating-nya.
2. Current source inverter (CSI)
Jenis inverter
satu ini menggunakan SCR untuk menghasilkan tegangan DC-link yang bervariasi
untuk suplai ke bagian inverter yang juga terdiri dari SCR untuk menyaklarkan
keluaran ke motor. Beda dengan VVI yang mengontrol tegangan, CSI justru
mengontrol arus yang akan disuplai ke motor. Karena inilah pemilihan motor
haruslah hati-hati agar cocok dengan drive. Berikut gambaran sederhana inverter
sumber arus.
Gambar Current Source Inverter Schematic
Percikan arus
akibat proses penyaklaran dapat dilihat pada keluaran jika kita mengukurnya
menggunakan osciloscope. Pada kecepatan rendah sifat arus yang pulsatif dapat
mengakibatkan motor tersendat ‘cog‘.
3. Pulse width modulation
Teknik
penyaklaran satu ini memberikan output yang lebih sinusoidal dibandingkan dua
jenis inverter sebelumnya. Drive yang menggunakan PWM terbukti lebih efisien
dan memberikan tingkat performa yang lebih tinggi. Sama seperti VVI, sebuah PWM
juga terdiri atas rangkaian konverter, DC link, control logic, dan sebuah
inverter. Biasanya konverter yang digunakan adalah tipe tidak terkontrol (dioda
biasa) namun juga ada yang menggunakan setengah terkontrol atau kontrol penuh.
Perhatikan gambar sebuah PWM berikut ini.
Gambar PWM Drive Basic Schematic
Untuk bagian
inverter, rangkaian PWM di atas menggunakan divais elektronika daya “Insulated
Gate Bipolar Transistor” (IGBT ). IGBT memiliki kemampuan penyaklaran yang
sangat tinggi hingga ribuan kali perdetik dimana dapat aktif kurang dari 400
nano detik dan mati dalam waktu 500 nano detik. IGBT dibangun oleh sebuah gate,
kolektor, dan emiter. Saat gate diberikan tegangan positif (biasanya +15VDC),
arus akan mengalir melalui kolektor dan emiter. IGBT akan mati saat tegangan positif
dihilangkan dari gate. Selama kondisi mati, tegangan gate IGBT akan ditahan
pada nilai tegangan negatif yang kecil sekitar -15V VDC untuk mencegah agar
tidak hidup dengan sendirinya.
Gambar Insulated Gate Bipolar Transistor
Berikut gambaran
gelombang keluaran inverter PWM.
Gambar PWM Waveform
Sebagai catatan,
amplituda tegangan dapat kita mainkan dengan mengatur durasi hidupnya. Untuk
frekuensi rendah yang membutuhkan tegangan rendah, durasi ini akan diperpendek
hingga pembentukan arus dan tegangan motor akan lambat. Dengan memperpanjang
durasi penyaklaran, pembentukan arus dan tegangan akan cukup lama hingga mencapai
nilai yang maksimal dibandingkan waktu yang lebih pendek.
Dengan
banyaknya inverter akan menghasilkan step yang lebih halus sehingga fungsi
filter dapat diminimalisasikan. Penggunaan inverter dengan tipe ini jarang
dipakai untuk aplikasi komputer tetapi biasanya digunakan untuk aplikasi 3 fasa dengan
kapasitas daya yang besar. Walaupun demikian kelemahan sistem inverter ini
adalah dengan banyaknya inverter yang digunakan akan menghasilkan sinyal sinus
yang baik namun biaya yang dibutuhkan untuk membuat inverter ini menjadi berlipat-lipat
tergantung dari jumlah inverter yang digunakan.
Yang menjadi
titik berat pada tipe inverter ini adalah pada bagian osilator dan kontrolnya
karena pada bagian ini akan menghasilkan triggertrigger bagi SCR-SCR yang
berfungsi sebagai inverter tersebut dengan perioda yang disesuaikan antara yang
satu dengan yang lainnya sehingga dapat membentuk sinyal stair case up/down
dengan frekuensi yang sesuai dengan frekuensi yang dinginkan.
0 komentar:
Posting Komentar